Copyright © Guratan Cerita
Design by Dzignine
Jumat, 30 Maret 2012

abstain to all activity

'Abstain to all activity' itu adalah sepenggal kalimat yang sebetulnya tidak sangat aku inginkan dan harapkan, menyayangkan terlalu banyak yang harus aku lakukan. Namun tentu kenapa ini tidak menjadi suatu kenikmatan bukan? kenikmatan saat bisa beristiharat panjang dirumah. Semua ini berawal dari Penyakit tifus (Thypus Abdominalis) yang merupakan penyakit infeksi bakteri pada usus halus dan terkadang pada aliran darah yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B.
Ya itu memang penyakit yang sudah menempel di tubuh aku karena sebelumnya aku memang pernah menderita penyakit yang sama jadi ini rupanya hanya replay dari bakteri tersebut.

Yang aku pernah alamin tifus itu gejalanya cuma panas dan lidah terasa pahit warnanya juga pucet, karena seminggu yang aku alamin adalah pusing dibeberapa bagian kepala istilah kerennya cenat-cenut disana disini, kemudian perut kembung yang aku kira hanya masuk angin biasa. Setelah check up dokter, dokter hanya memberikan obat pusing dan mengira ini hanya pusing biasa tapi setelah obatnya habis tidak ada perubahan sama sekali maka sang dokter segera memberikan rujukan untuk melakukan tes darah. Jujur sebetulnya penyakit ini tidak memperlihatkan aku sebagai orang yang sakit, aku sehat dan masih bisa uring-uringan kesana kemari tapi pas mendapatkan hasil dari tes darahnya :

Salmonella typhi 0 + 1/160, H + 1/320
-  Salmonella paratyphi A 0 + 1/80, H + 1/160
Salmonella paratyphi B 0 + 1/80, H + 1/160

dan hasil itu menunjukan aku positif tifus, masih kurang percaya juga tapi toh hasilnya begitu. Setidaknya banyak kerjaan yang terhambat, terbengkalai, tersisihkan karena bakteri ini, tapi ya sudahlah bakterinya harus segera dimusnahkan bagaimanapun caranya dan mencegah dengan perlindungan berlipat-lipat ganda agar tidak kumat kembali.
Sabtu, 24 Maret 2012

Pelangi Senja

Senja ku genggam erat, sayang itu hanya harapan
Pelangi bercampur sendu terguyur rinai menakjupkan
Warna awan cerah, sedikit gelap bercampur sinar cahaya orange mengaduk keindahan
Ini cerita Tuhan tentang fenomena alam
Aku hanya menganga sesekali mengelap air liur yang kental
Sungguh alam membuatku terpesona

Pelangi kenapa kamu selalu datang setelah hujan?
Setelah hujan yang mempersembahkan lukisan alam
Oh.. Tuhan aku selalu dibuat takjup akan seni mu

Alam yang bercerita

Bermain dengan alam yang natural, kecintaanku sama mereka rasanya menciptakan suasana yang luar biasa. banyak jepretan yang hanya  dari kamera handphone kualitas rendah jika memang di bandingkan dengan kamera yang harganya bisa buat kita geleng geleng kepala, tapi toh ada sahabat ku bilang "dengan fasilitas biasa kita harus hasilin yang luar biasa " kutipan itulah yang selalu aku ingat bersyukur dengan yang ada dan mencoba menjadi luar biasa.

Ya memang salah satu target hidupku pun kamera dslr yang pasti bakal nunjang hasil jepretan nantinya, ya target  yang bisa terus jadiin diri kita motivasi supaya terus berusaha wujudin mimpi kita. Tapi walaupun nggak punya tapi beberapa hari ini sempet belajar buat pake kamera dslr, nah ini hasil jepretannya.






Beberapa hasil jepretan aku, aku tampung di https://www.facebook.com/Intanrahayu Photography II


Sabtu, 17 Maret 2012

Dramatis Orang Dewasa


Berawal dari sebuah cerita berujung problematik dari anak manusia, problematik yang anggaplah mereka itu manusia yang sudah dewasa tapi bukankah dewasa itu 'Tahu mana yang baik dan benar ?' kemudian apakah mereka tetap seseorang yang dewasa ? pertanyaan yang sulit jika mereka dalam keadaan tertekan dan ego membludak yang tak kunjung padam.

Berujung dari kisah cinta yang nyaris menyerempet kematian, sungguh mengerikan bukan ! tragedi kisah manis yang hampir diakhiri dengan darah segar yang mungkin akan mengucur dari kepalanya yang pecah, mengalir dari mulut, telinga dan hidung, tapi percayalah kau masih punya iman, ada Allah yang bisa kita tanya karna Dia Maha Mendengar.

Berakhir dengan isak tangis yang sangat pilu, aku yang kuat pun dibuat melunak bak lilin yang mencair dan kemudian padam. Aku diam namun hati seakan di tusuk duri, untuk R please... aku mohon, kita (aku dan temen-temen) sayang sama kamu jangan berulah konyol kembali, ibarat kaka kau kaka, ibarat sahabat kau sahabat, dan tetaplah seperti itu.

Entah ketika itu aku di sudut netral, tak memihak siapapun di antara orang dewasa itu, aku hanya anak segede upil yang masih tercium aroma kencurnya tapi bukan berarti aku tidak memberikan solusi yang baik, tapi toh semua kembali sama kalian para orang dewasa...

Aku bukan psikolog, dan tak mengerti mendalam ilmunya. Aku bukan seseorang yang mengerti akan segala kebenaran yang ada, tapi bukankah aku bisa jadi adik dan sahabat yang bisa kau dengar, kau dengar akan masukan dan nasehat yang pasti untuk kebaikan kalian para orang dewasa.

Untuk R maaf jika cengkraman tanganku melukaimu, perkataanku kasar tapi sungguh ini untuk menyadarkan dan melindungimu.

Sungguh dramatis bukan !
Orang dewasa yang mendramatisir !


Senin, 12 Maret 2012

Dibalik Mimpi

Dibalik segala aksara yang terangkai
ku tetap kata yang sendiri dalam kesederhanan
Aku memang bukan seorang sastra
tapi kian jemari yang senang menari sendiri
Ceritaku hanya secuil dari potret mimpi berkala
Guratanku hanya setitik gores
tinta pekat yang tak sering terjamah

Berdendang...
Berlari...
Menikam imajinasi

Bernyanyi...
Mendaki...
Mendekap mimpi

Aku menggandeng imajinasi untuk meraih mimpi

DEATH SYMBOL'S (Poker jane)

Rasanya seperti mendaki keatas gunung yang teramat tinggi, ini memang bukan mimpi tapi ini hasil kerja keras yang telah dilalui, tidak ada lagi yang namanya sia-sia ketika sebuah karya yang memang terlihat sebesar upil bagi mereka yang telah mendaki terdahulu dan jam terbangnya lebih banyak dibanding saya, yang masih perlu banyak training dalam dunia menulis, tapi izinkan saya membungkukan punggung untuk mengucapkan terima kasih kepada PENA GRAGER COMMUNITY terutama untuk kak Fitria Pratnasari atas kepercayaan, kesempatan dan segudang ilmu yang sudah ditularkan. Ini event Grage Haunted II yang akan terbit lebih awal di banding Grage Haunted I dan ini buku antologi pertama saya dan semoga menjadi acuan untuk karya saya selanjutnya.

Cover





Buku antologi DEATH SYMBOL'S (Poker Jane) Fitria Pratnasari and Grager's.

Cerita mati yang berbeda-beda. Tempat kematian yang beragam. Arus mistis yang mengguncang kejiwaan. Dunia gaib tak pernah bisa di ukur oleh nalar. Mereka, ada disekeliling kamu ?

Grage Community : Syahandrian Eda, Rif'an Binar Nusantara, Fifi Afiyah, Desi Tri Rahmawati, Intan Rahayu, Dedek Fidelis Sinabutar, Nur Ismeli dan Oke Sudrajat.

Insya Allah terbit bulan ini dan  bisa dibeli di toko buku terdekat.
Jumat, 09 Maret 2012

LOWONGAN PEKERJAAN

CV. ROCHMAT
Gd. Gerai Telkom Lantai 2, Ruko Yasmin Sektor 6 Bogor

"DIBUTUHKAN ; OBC (OUT BOND CALL), INTERVIEWER, DAN SPG UNTUK DITEMPATKAN  DI TELKOM AREA JABOTABEK."
Syarat :
1. Pendidikan SMA, Mahasiswa/i, DIII, S1 semua jurusan
2. Smart, Energik.
2. Penampilan Menarik, dapat berkomunikasi dengan baik
3. Berpenampilan Rapih

Fasilitas yang diperoleh :
1. Transport
2. Insentif
3. Gaji Pokok.
4. Jenjang Karir

Hubungi Chessy  : 0251- 3957698, Intan 085682029898, Lita 085214980501, Rina 0251 - 3957705,
lamaran ditunggu sampai tanggal 13 Maret 2012
Selasa, 06 Maret 2012

Resah... Gundah...

Mengapa ada resah?
Mengapa ada gundah?
Hanya kata itu yang ku tanya pada malam yang tak berdosa
Meneriaki subuh pun aku tak bisa
Ibarat terus terombang dalam ombak tak bertepi bibir pantai

Aku bukan batu karang yang kuat di terjal
Aku bak lilin yang menerangkan pikiran melelehkan raga yang kian lunglai

Resah.. Gundah...
Apa kau tak ingin angkat kaki dari pikiran?
Enyahlah aku ingin kau cepat berganti dengan si Canda dan Gembira
Aku mohon dengan sangat, melenyaplah...

Tragedy Pantai Selatan

Tragedy Pantai Selatan
Oleh : Intan Rahayu

Disini ada tiga iblis…
Keeeuuukk… Keeeuuukk…

Tiga mobil ambulance melaju diatas 100km/jam menempuh perjalanan Pantai Selatan -Jakarta hanya kurang dari 45 menit, ambulance yang rasanya ringan dan hendak terbang ke dunia yang bukan berpenghuni manusia.
Tiga mobil ambulance yang membawa kesedihan yang terselip di liburan akhir tahun diantara pesta kembang api, hiruk pikuk keramaian orang di ibu kota dan kegaduhan gemuruh terompet. Bukan baju basah yang lengket karena air laut atau saku celana yang terselip pasir pantai tetapi keranda mayat lengkap dengan mayat yang dibalut kain kafan bersih tak bernoda.
“Lindaaa…”
“Ariiiin…”
“Dikiiii…”
Tangis rumah duka pecah ketika mayat di bopong ke dalam untuk disantuni lantunan ayat suci al-quran dari tetangga, teman, kerabat dan rekan kerja ataupun karangan bunga atas rasa bela sungkawa sebelum akhirnya disolati dan semayamkan di singgahanya yang sempit dan sumpek yang ukurannya kurang dari satu kali setengah meter.
***
Praaaangg…
“Astagfirallah…”
Tiba-tiba piring yang sedang dicuci Mama Linda jatuh dan pecah, serpihan belingnya melukai tangan Mama yang masih berbalut busa sabun.
“Ya Allah kok jadi enggak enak hati gini, kenapa ya” gelisah Mama dalam hati

Dikamar yang rapi dan banyak di tempelin poster band acoustic dalam negeri, Linda sedang packing menyiapkan perlengkapan untuk besok hari karena ia dan ke-5 teman kantornya akan menghabiskan liburan akhir tahun di Pantai Selatan.
“Sayang kamu besok jadi pergi?” Kata Mama yang rasanya sedikit kurang berkenang mengizinkan Linda pergi
“Iya Ma, Linda liburan paling cuma 2 hari kok, lagian Papa udah ngizinin kok kemarin ”
“Iya tapi sebaiknya kamu jangan pergi ya”
“Loh kenapa Ma?” tanya Linda kaget dan menghentikan packing k etas ranselnya yang kini sudah mulai penuh karena semua bawaan dari baju, handuk, kosmatik, dan sampai sandal jepit ia masukin ke ransel kesayangannya.
“Nggak kenapa-kenapa Mama Cuma mendadak khawatir aja sama kamu”
“Mama doain aja aku selamet sampai sana dan aku nggak akan kenapa-kenapa kok”
“Tapi…”
“Mama percaya sama Linda ya”
***

Jalanan sudah mulai dipadati para pengunjung yang akan berlibur sama halnya seperti Linda dan ke-5 temannya yang sekarang mulai mandi keringat karena jalanan macet hampir satu kilo, sampainya di tempat tujuan beberapa villa sudah banyak yang booking dan terpaksa Linda harus mencari penginapan lain untuk beristirahat.
Didapatinya sebuah villa yang baru direnovasi dan dengan sewa budget Rp. 300.000 per malam, villanya strategis dekat jalan raya dan tentunya menghadap ke arah pantai.
“Huuaah capek juga, tapi untungnya dapet villa juga ya” kata Jessi sampil merebahkan badannya di tempat tidur.
Wuuussshh…
Bluuugh…
“Astaga kaget gue, kirain apaan, jendelanya ditutup aja deh anginnya kenceng banget” ujar Linda
“Eh… Danu, Erik, sama Diki kemana? Kok nggak kedengeran suaranya” tanya Arin
“Kayanya mereka bertiga lagi nyari bunga mawar buat si Linda, elu tau sendiri Linda tuh kembang kantor” ledek Jessi dan Linda hanya tersenyum akan kebenaran karena di kantor Linda bak ratu yang turun dari kayangan karena kecantikannya managernya pun dulu sempat naksir dengan Linda tapi kenyataannya Pak Manager bukan kriteria Linda.
“Iya nih kok elu bisa cantik begini padahal nyokap bokap elu standar Indonesia” kembali ledek Arin
“Sialan elu…”
***

Di warung Danu, Erik dan Diki duduk santai di bale sambil pesen beberapa gelas kopi dan gorengan untuk ke cemilan di villa.
“Eh…itu si Linda mau kemana, sendirian?” Tanya Danu
“Lin…Lin…Linda” Teriak Diki tapi Linda tidak menengok dan menyahut sama sekali, aneh !
Ke-3 cowok ini akhirnya kembali ke villa dan membawa sekantong kresek gorengan dan 3 gelas kopi.
“Wooyy…gorengan nih, mau nggak?” teriak Erik yang sontak di sambut semangat
“Linda? Bukannya elu tadi lagi jalan ke pantai?” kaget Danu sambil mengentikan seruput kopi yang masih panas
“Hah?” kaget Linda dan ke-2 teman wanitanya
“Iya tadi gue panggil diem aja, kok cepet udah ada disini lagi?”
“Dari tadi Linda dikamar sama gue nggak kemana-mana” Jessi ketakutan
Semuanya berpandangan heran kebinggungan
“Terus yang tadi itu siapa?“
Praaaang
“Aaaaaa”
“Meong…”
“Kucing sialan bikin kaget aja” gelisah Diki
“Yaudahlah nggak usah dipikirin kita kan kesini mau havefun, beres makan kita kepantai ya” ajak Danu dan yang lain hanya mengguk sambil memikirkan sebetulnya siapa wanita yang mirip Linda itu.
“Siapa yang mereka maksud aku ya?” tanya Linda dalam hati
***

Dikamar Linda dan ke-2 teman wanitanya berganti baju karena mereka akan main-main dengan sang ombak, batu karang, pasir pantai dan si air garam.
“Eh..gue ngga bawa sunblock, minta dong” pinta Jessi
“Hemm...gu.uuee ng..ng..ak ba..wa ” Linda gelagapan
“Tadi gue liat kok Lin di tas elu” ujar Jessi
“Nih… pake yang gue aja Jes” kata Arin sambil menyodorkan sunblock ke telapak tangannya
“Ih…kenapa sih kalau minta alat kosmetik pasti aja bilang nggak ada, nggak bawa, nggak punya padahal jelas-jelas di tas kosmetiknya seabreg lengkap banget” gerutu Jessi agak sinis dalam hati dan sambil memakai lotion di tangan dan kakinya.
Slaaaap
“Astaga” Linda dalam hati
Bayangan hitam melintas dihadapan Linda, Linda kaget terperangah tapi dia tidak memberi tahu ke-2 temannya karena takut liburannya jadi nggak asyik, kalau ia harus menyeritakan alyang belum pasti karena siapa tau yang tadi itu anya bayangan badi badan aku sendiri.
“hey ladies go to the beach now” panggil Diki
Dan liburan mereka sekarang semakin lengkap karena apa yang mereka tunggu sudah didepan mata laut lepas dengan ombak yang sedikit ganas
Buuuuaaar…
Ombak yang memecah adrenali, mereka mencoba wahana banana boat, mengubur diri mereka dipasir, bermain voli pantai dan berbaur dengan mereka yang sedang berlibur pula.
“Aduh kebelet toilet sebelah mana ya?” tanya Linda
“Sebelah sana” tunjuk Diki ke sebelah kanan Linda
“mau gue anter Lin?”tanya Arin
“Nggak usah gue sendiri aja”
“Kalau dianter sama gue mau nggak?” tanya Erik sambil tersenyum genit, dan yang lain hanya mencemooh ajakan Erik dan menbiarkan Linda ke toilet sendiri karena takut ada yang cemburu social nantinya.  Jessi dan Arin memutuskan untuk bermain ombak. Lumayan lama tapi Linda tak kunjung kembali dari toilet.
“Si Linda lama banget ya, oh ya elu tahu nggak kenapa sih kalau kita minjem alat kosmetiknya Linda tuh pasti aja ada alesan ini itu” mulai beraksi gibah ala Jessinya
“Iya gue juga nggak tahu kenapa kaya gitu, oh iya mantan gue kan temennya temen Linda katanya waktu SMA tuh dia biasa-biasa aja nggak secantik sekarang, mangkannya temen yang kenal dia mah pada kaget tahu liat Linda cantik begitu” cerocos Arin tidak mau kalah
“Eh..eh..eh itu si Linda kan?” Kata Jessi sambil memfokuskan pandangannya kearah Linda yang berjalan ketengah laut
“Iya dia mau kemana coba” ucap Arin gelisah dan berlari menuju kearah Linda
“Lin…Lin…Linda” teriak Jessi mengejar Linda ke tengah laut
“Hihihihi” Linda tertawa melengking menengok ke belakang dan tersenyum sinis
Wuuussssh… Buuuuaaaarr…
“Aaaaaaa”
Badan Jessi dan Arin terhempas ombak, dan sepertinya ada yang yang menarik tubuhnya kedalam dasar laut, mereka gelagapan mencari pertolongan, nafasnya mulai sesak namun air laut semakin senang dengan mereka berdua.
***

“Jes…Rin…” kata Linda yang terus mendekatkan minyak angin kelubang hidungnya
“Kenapa bisa nih anak kelelep di laut, padahal mereka pada bisa berenangkan, untung ada police beach yang sempet liat mereka” kata Diki kebingungan, Jessi mulai menggerakkan jemari mungilnyasedangkan Arin masih belum bereaksi.
“Jes..Jes..elu nggak kenapa-kenapa?” tanya Linda panik
“Linda? Elu tadi?”
“Udah elu istirahat dulu aja ya nggak usah mikir macem-macem dulu” ucap Linda menenangkan Jessi. Tidak lama Arin tersadar , ia juga kebinggungan dan sedikit syok setelah melihat Linda di depan matanya.
Villa yang niatnya untung bersenang-senang ria harus di isi dengan rasa kegelisahan, ketakutan, keanehan dan kekhawatiran akan terjadi hal serupa.
Karena Jessi dan Arin beristirahat terpaksa yang menyiapkan makan malam itu Linda dan ke-3 cowok, Linda dan Diki yang mencari makan malam, sisanya berjaga divilla takut terjadi hal yang tidak diinginkan, di persimpangan jalan Linda dan Diki berpapasan dengan wanita tua yang keadaan nya bungkuk sambil menopang tongkat kayu.
“Nak…” kata nenek yang melihat sorotan wajah Linda tajam, sesekali melotot yang membuat bulu kunduk Diki berdiri.
“Elu kenal Lin? ”tanya Diki, tapi Linda menjawab dengan gelangan kepala dan perlahat muka Linda kini semakin pucat ketakutan.
“Jangan sampai menyesal karena kecantikanmu…” ujar nenek itu dan kemudian meninggalkan Linda, belum sempat bertanya kenapa? Masih dalam keadaan bingung Linda menoleh kearah nenek itu tapi ternyata nenek itu menghilang secepat kilat.
“Lin…” syok Diki tidak mengerti akan maksud dari kejadian ini, mereka memutuskan membeli makan malam sealakadarnya dan kembali ke villa secepatnya.
“Jangan sampai menyesal karena kecantikanmu…” sepanjang perjalanan ke villa hanya kutipan itu yang ada di benak Linda
“Lin yang tapi apa maksudnya? Kok neneknya ngilang?” tanya Diki memecah konsentrasi Linda
“Gue juga nggak tau apa maksdunya bilang begitu, jangan-jangan…”
“jangan-jangan apa Lin?”
“hah? Enggak kok, gue asal ngomong aja tadi”
Makan malam di villa jadi terasa janggal karena Jessi dan Arin masih terbaring lemas, namun hari ini amat melelahkan jadi mereka tidur lebih awal kecuali Linda yang memilih menjaga Jessi dan Arin.
Drrttt…
I will fly into your arms and be with you til the end of time
why are you so far away you know it's very hard for me
to get my self close to you
Drrttt… Handphone Linda berdering
“Mama” Linda dalam hati
“Hallo Ma, ada apa? Iya Linda bai-baik aja kok. Love you Mom”
Pungkas Linda sambil menutup telpon
“Hah? Bulan tanggal 2 Februari?” Linda syok dan badannya mulai bergetar, ia mencoba berjalan keluar villa.

Wuuussshh…
Rambut Linda yang tertata rapi kini berantakan tidak karuan, ia berjalan mendekati bibir pantai.
“Nyai maafkan saya yang khilaf akan kewajiban saya, jangan jadikan teman saya sebagai pengganti kekhilafan saya, jangan ganggu mereka. Saya rela kecantikan saya diambil kembali oleh Nyai tapi saya mohon dengan sangat jangan libatkan teman saya.”
“Hihihihihi”
Cahaya hijau keluar dari hempasan ombak dipantai, lalu nampaklah sosok wanita mengenakan kebaya hijau yang sangat amat jelita. Setelah beberapa saat menghilanglah. Linda pun berlari ketakutan dan kembali ke dalam villa dan tidur di samping Jessi.
***

Plaaak
Tamparan kencang melayang di pipi kanan Rayen
“Rayen kenapa sih kamu tuh tega banget selingkuh dibelakang aku?” geram Linda
“Hey… ngaca dong siapa elu, tampang aja ngepas, masih untung Rayen pernah mau jadian sama elu” ujar cewe selingkuhan Rayen
Semenjak kejadian beberapa tahun silam itu Linda berusaha keras merevolusi kepribadian secara fisiknya beberapa cara dan upaya Linda lakukan termasuk cara medist dan alternative sampai akhirnya ia melakukan cara pintas dengan menjadi pengikut Nyai Roro Kidul sebagai penambah aura kecantikannya, persyaratannya ia berziarah ke makamnya sebulan sekali dan setiap tanggal 28, alat kecantikan atau kosmetiknya disimpan beserta sesajen dan ayam cimahi syarat alat kosmetik tidak boleh digunakan oleh siapapun, jika kewajiban ini tidak terpenuhi maka orang terdekat akan menjadi pengganti sesajen dan ayamnya.
***

“Disini ada tiga iblis…”
Suara beratnya mendekat ke telinga Danu, Erik, dan Diki.
“Disini ada tiga iblis…”
Kembali bisikan itu semakin jelas di telinga mereka ber-3.
“Aaaaa…”
Danu tersadar dan syok melihat wujud megerikan dihadapan mukanya, sosok Linda dengan wajah yang keriput bak nenek tua pipinya bolong bercucuran darah bercampur nanah dan belatung.
“Hihihihi”
Dooogg… Dooogg…
“Dan, Er, Dik, tolongin Linda” teriak Jessi sambil menggodor pintu kamar villa
Keeeuuukk… Keeeuuukk… Keeeuuukk…
Linda kelojotan memegangi lehernya, matanya melojot, mulutnya mengeluarkan busa, dan mukanya mulai membiru.
Keeeuuukk… Keeeuuukk… Keeeuuukk…
Linda semakin sekarat, semua panik segera mereka membawa Linda kerumah sakit terkecuali Arin yang masih lemah dan membiarkan Diki menjaganya di villa, jarak rumah sakit lumayan jauh, di perjalanan Jessi memijit tubuh Linda berharap ia akan sadar karena hanya masuk angin biasa.
Keeeuuukk… Keeeuuukk…
Matanya semakin melotot, nafasnya semakin sesak. Jessi ikut pucat dan khawatir dengan keadaan Linda.
***

“Gue takut kenapa-kenapa sama Linda, Dik” ujar Arin menangis di bahu Diki dan Diki mencoba menenangkan Arin dan mengelus rambutnya perlahan.
“Linda kan cewe yang kuat dia pasti kuat kok”
Wuuusssh
“Disini ada tiga iblis…”
“Siapa itu?” teriak Diki
“Elu denger juga?”
Wuuusssh
Angin kencang berputar di dalam ruangan beberapa barang ikut berputar
Praaangg
“Diikkk”
Cleeeb… Craaak..Pisau buah mengantam dada Diki
Hihihihihi
***

“cepetan dong” Jessi sambil terus menangis
Slaaaap
“Awaaass…” teriak Erik
Ngiiiiiikkk…
“Astaga…”
“Hampir nabrak kucing gue, astaga semoga bukan pertanda buruk” gumam Danu
Ditengah perjalanan Linda mulai tak sadarkan diri, keadaan dalam mobil semakin panik, Danu melaju mobilnya amat kencang. Setibanya dirumah sakit Linda sudah tidak bernyawa, karena gula darahnya melonjak drastis, sedangkan Linda tidak pernah punya penyakit gula darah. Lalu jika bukan masalah medis apa ini karena Nyai?
***

Arin menghubungi Danu dari ponselnya yang ia genggam erat. Isi villanya sudah tidak karuan terlebih  tergeletak Diki yang sudah kehabisan banyak darah.
Breeettaaak…
Craaaak…
Tubuh Arin dipentalkan ke tembok kepalanya bocor
Sreeeet… pisau chater memutuskan urat leher Arin, darah meluber di lantai yang baru di plester ubin. Villa yang baru di renovasi dan belum dislametin oleh di pemilik villa itu sendiri.
“Arin nelpon” kata Danu yang bersamaan ingin memberitahu kabar duka sahabatnya
“Haloo Rin…”
“Disini ada tiga iblis…”
“Ariiiin…”

***
Tamat


Cerita ini hanya fiktif belaka,
jika ada kesamaan cerita, tokoh dan tempat hanya kebetulan.
Senin, 05 Maret 2012

Ciri Pria Posesif

Ghiboo.com - Wanita adalah mahluk yang paling suka diperhatikan. Hanya saja, kalau perhatian itu sudah berlebihan, bukan membuat senang tapi justru akan membuat wanita menjadi tidak nyaman.

Hubungan yang sehat selalu ditandai sikap-sikap saling menghormati kebebasan pribadi pasangan, tetapi tetap dalam kerangka komitmen yang sehat. Tapi kalau sudah ada sikap posesif yang berlebihan akan menjadi tidak sehat.

Agar tidak kecewa nantinya, bagi para wanita perhatikan ciri pria posesif yang di-sharing times of india, berikut ini:
  • Bersikeras mengetahui keberadaan Anda ---> Tanda paling jelas dari kekasih posesif adalah selalu ingin mengontrol hidup Anda. Tidak dapat menghubungi melalui telepon, dia akan menginterogasi Anda untuk mendapatkan jawaban rinci dan detail.
  • Menghubungi berkali-kali ---> Dia akan menghubungi Anda berkali-kali dalam sehari hanya untuk memastikan bahwa Anda baik-baik saja. Tentu saja ini bisa mengganggu, apalagi bila dia sampai mengirim SMS atau menelepon Anda meski sudah larut malam. Sikap over protektif bisa membuat seseorang merasa tidak nyaman.
  • Menganggap Anda teman dia satu-satunya ---> Baginya, Anda adalah segalanya. Dia juga menuntut Anda berlaku demikian. Semua hal yang dia lakukan harus dilalui berdua. Lama kelamaan, hal ini tentu bisa membuat Anda sulit bergerak.
  • Dia ingin Anda benar-benar kenali kehidupannya ---> Banyak wanita berpikir, kecemburuan dari kekasih mereka akan membuat wanita merasa dihargai dan penting. Perbedaan antara cemburu dan posesif adalah ketika kekasih tidak puas dengan hanya mengetahui bahwa orang itu memperhatikan Anda. Dia akan menggali lebih lanjut dan bertanya seputar pendapat Anda tentang dirinya.
  • Selalu mengatur dalam segala hal ---> Seorang wanita membutuhkan ruang untuk bisa melakukan banyak hal, dan yang terpenting adalah saat berbusana. Tapi, pria posesif akan selalu ingin mengatur soal urusan pakaian pasangannya. Jika selalu mengkritik Anda, misalnya soal cara berpakaian, si dia termasuk dalam kategori posesif.
  • Membatasi ruang gerak Anda ---> Kebanyakan pria posesif tidak suka pasangan mereka menghabiskan waktu bersama keluarganya. Jika si dia mulai tak suka dengan kedekatan Anda dengan keluarga, Anda harus berhati-hati, itu masuk dalam kategori posesif.

So girls, apakah kekasih Anda termasuk dalam kategori ini?
Minggu, 04 Maret 2012

Hari Ini

Dimulai ketika aku bangun dari lelapnya tidur yang pada saat malamnya mengalami kekelabuan yang teramat mendalam tentang prinsip yang kian liar, entah hati hari ini resah tak karuan ku luapkan pada amarah yang tak ingin ku sapa sebelumnya. Ya marah yang bergejolak sampai akhirnya emosi itu berjalan diatas kerikil yang terjal, "Hey bisa nggak sih klaksonnya nggak norak gitu, bisa nggak sih pelan-pelan, ah..kenapa sih" itu segelintir cacian yang ku lontarkan bersama setan yang bersemam dengan ku saat itu.

Walau aku kedalam kurang sadar tapi aku sadar harus bagaimana jika melihat seorang ibu jatuh dari motornya saat akan belok mungkin tersenggol mobil silver didepannya, saat itu keadaan memang macet aku pun kesulitan untuk turun dari motor agar bisa menolong ibu itu karena bedebah motor dibelakang aku nglaksonin terus pengen teriak "HEY...APA KALIAN NGGAK LIAT ITU !" mau gimana lagi aku jalan terus dan sesekali melihat dari spion mirisnya lagi sampai jarak agak jauh belum ada yang nolongin, ada polisi cuma liatin merhatiin lalu jalan pelan, "APA KAMU NGGAK BISA LARI? APA KAMU NGGAK ADA TEST FISIK BUAT LARI" jengkel menonton kejadian itu, mana nurani kita?
Gundah yang ada dibenak ku tahu itu salah, aku terdiam lalu bilang "Ya Allah harus gimana?" memang curhat dengan pencipta kita itu lebih di dengar karena Tuhan kita memang Maha Pendengar. Tak lama suasana hati kian membaik, melodi mulai berdendang menari bersama hari yang mulai menang.
Senja yang diguyur rinai mulai menampakan jati diri bersama hati yang kian bersinar, tertawa bersama dunia....

Huuuh...rembulan menghampiri datang bersama para kawan bintang dan segala gerombolannya, saat itu aku menikmati makan malam di angkringan yang biasa aku tongkrongin walau sekedar ngewedang atau nyantap nasi kabar dan kucing yang nendang di mulut, sesekali sambil berbicara dengan para teman yang tak pernah berujung pada sebuah penyelsaian, kenapa ? entahlah bukan aku pelaku ceritanya, aku hanya pendengar dan pemberi kritik seperti olahan gurame asam manis.


Perut rupanya mulai begah, aku kembali berkenala dengan si roda dua berwarna putih susu yang ban belakangnya sering ditambal ya memang sudah mulai rontok tipis dan kian botak, benar...ia marah kembali padahal tadi pagi baru saja aku tambal karena mungkin tertusuk benda tajam. Aku memang ingin marah "Kenapa sih kamu bocor terus, aku cape , aku sayang sama kamu karena kamu ban pertama, aku nggak mau ganti kamu tapi aku nggak mau terus nyakitin ban dalam yang sering tertusuk benda tajam dijalanan, mungkin ia selalu meringis kesakitan " .  Dan akhirnya pusingku meradang kesulitan mencari tambal ban, lelah tapi buat apa aku mengeluh toh si roda dua tetap kurang sehat.

Hari yang panjang setiap momentum dari detik ke menit, suka ke duka, atau duka ke suka semuanya adalah hidup yang harus tetap hidup...
Sabtu, 03 Maret 2012

Kelabu

Kelabu...
Sungguh kelabu... 
Malaikat malam bukakan matanya jika ini semua adalah untuk kebaikan kita dimata TUHAN...

Terkadang prinsip yang benar belum tentu terbaca nalar oleh seseorang, tapi apakah prinsip yang benar bisa menyakiti diri kita sendiri ? aku hanya ingin selalu berjalan diatas kehendak TUHAN, kebenaran TUHAN. Aku memang manusia yang tak luput, sangat amat tak luput dari perkataan yang berinisial DOSA, tapi jika aku menjauhkan diri dari hal yang menjerumuskan pada kata tersebut SALAH ? tapi entah setan yang bergelantungan diatas pikiran bisa saja menarik aku kedalamnya. Aku mohon, prinsip kau itu salah, lupakan egois kita hidup bukan hanya untuk masalah duniawi tapi ada yang harus dipertanggung jawabkan setelah kehidupan ini. 

Aku bilang kamu primitive, atau aku yang terlalu kolot. Tapi jika kelabu ini bisa berbicara aku harap prinsipku memang tepat.

Gusti yang mengetahui segalanya biarkan aku berjalan diatas segala kebenaran, bukakan hati dan pikiran ada yang keliru atas perasaan yang lama kian menimbun salah yang akan beranak pinak.

Cerita Kian Malam

Tengah ya tengah malam yang kian menusuk jantung dan meremukan busung di kepala, entah apa cerita yang aku harus kiaskan dalam bongkahan tuts tak berdosa, pikiran semakin meremang menerawang segala harapan lewat impian yang sering dilantunkan.

Aku sering bercerita, bercerita dalam kertas bersih dengan pena bertinta pekat tapi malam ini penaku kehabisan tinta yang tak bertuan.

Lalu ? apa aku harus berdiam menunggu pangeran berkuda putih dan setangkai mawar pelangi membawakan sekotak tinta pena untuk sebuah karya pengabdian? tentu tidak bukan... Itu hanya pengibaratan..

Selajutnya apa yang harus aku tuangkan imajinasiku yang semakin liar?
Merangkai kata yang nyaris sempurna pun kadang aku merasa kesulitan, aku hanya bisa menulis dari spontanitas yang aku bangun secara perlahan.

Sudahlah hilangkan kerisauan pada rembulan yang sudah menggigil terkena angin malam...

Not Same Is Friend

Not Same is Friend
Intan Rahayu

Dunia ini indah namun kejam
untuk dimengerti dalam balutan daya pikir
Otak pun tak sanggup berpikir
Semua terjadi tanpa dapat terbaca
Semua terjadi tanpa terasa mati asa mati rasa
Mengapa KAU memberi petunjuk yang tak ku pahami
Petunjuk itu tak banyak arti namun begitu berarti
Saat “arti” itu semakin liar dalam diriku aku pun tersesat
Ku coba bertanya kepada-NYA “dimanakah jalan keluarnya?”
Samar-samar terdengar mulut hatiku berkata
 “lakukan semua ini dengan hati dan akal sehatmu, nak”
Dan terjawab semua yang tidak dimengerti
karena hati adalah petunjuk dan jawaban paling berarti
(Ketika KAU adalah TUHANnya dan kepada-NYA adalah ALLAH saya)
***

Nel 5 menit lagi gue jemput lu ya, lu ga usah bawa helm gue bawa dua . ok

Selsai ketik pesan lalu aku kirim ke Nelly sahabatku semasa SMK orangnya unik karena dengan ke kekhasan suara yang lantang dan ketawa yang bisa menghancurkan atap sekolah dan bahkan sekolahnya ikut runtuh seketika, berjanji untuk jalan sekedar menghilangkan rasa penat.

Siiippp di beringin aja ya, kan orang rumah taunya gue kuliah. *plaaakk balasan dari Nelly

Aku dan Nelly mampir ke bank bukan mau ngerampok kok, cuma mau setor TIGA PULUH LIMA RIBU RUPIAH buat pesen satu novel doang, selsai mengantri lama di bank, aku segera meluncur ke Sempur sebuah lapangan dan taman di daerah Bogor dan sering dijadikan tempat untuk kumpul-kumpul, makan atau sekedar ngobrol
“Mau pesen apa nel?” tawarku
“Gue pengen batagor” katanya sambil sibuk dengan handphone yang dibeli beberapa bulan lalu lewat jerih payah dan tawar menawar yang sengit antara aku dan pemilik counter handphone
“Bang batagor sama es kepalanya 2 ya” pintaku ke abangnya
“Yang satu agak pedes ya bang” teriak Nely
“Nel lu yang bayar ya..hehehe” kataku sambil tertawa
“Aiiihhh…yang kaya gini nih yang ngajakin gue miskin bareng” histeris Nelly
***

Beberapa menit kemudian
“Akhirnya datang juga” kata aku tak sabar merampas piring dari abang-abangnya
“Bismillahiramannirahim” ucapku dalam hati kemudian menyantapnya dengan lahap sementara Nelly khusyu mengepal kedua tangannya lalu menunduk, aku lirik lagi ternyata masih sama dia belum memulai makan, kemudian aku menyimpan sendok dan berenti mengunyah makanan tak lama Nelly mengangkat kepalanya dan mulai menggerakan tangannya kesendok
“Belum dimakan Tan?” tanya Nelly
“Udah sedikit, kan ga enak gue makan sendirian sedangkan lu masih berdoa” jawabku
“Jiah..kirain kenapa, ya kan kalau di gue berdoa juga ibadah Tan” katanya sambil menyantap batagor yang sudah mulai dingin
“Oh..gitu ! Aduh kerudung gue kena saus kacangnya” katau kesal
“Nih ada tisu !” kata nely sambil menyodorkan tisu dari tasnya
“Tumben baik lu.hahaa” kataku sambil tertawa
“Ahh lu gue baik salah ga baik apalagi… oh ya anter gue ke toko buku ya mau beli buku psikolog anak” ujar Nelly
“sama gue juga mau nyari buku skenario” ucap ku sambil terus memakan batagor sesekali nyuri dari piring Nelly
***

Aku parkirkan motor di gedung IPB (Institut Pertanian Bogor) bukan kita kuliah disini tapi mallnya bersebelahan jadi lebih irit biaya parkir
“Otak kopet lu tan.haaahhaa” kata Nelly sambil sedikit mencemooh
“Manusiawi kali kalau ngomongin ekonomis mah ” jawabku tak mau kalah
Masuk ke mall dan langsung melucur ke toko buku dimana tempat kita luangin baca buku, tolong digaris bawahi hanya membaca bukan untuk membeli
“Tan dapet nih buku psikolog anaknya, tapi ada bahasa arabnya… mana gue ngerti” kata Nelly sambil mencari label harganya berharap buku itu nggak ngerogok koceknya dalam-dalam
“Nih… ada artinya kan, lu baca artinya aja yang penting ilmunya nyampe ke otak lu yang segede upil ” kata ku sambil tertawa

Ku lirik jam tangan sudah pukul 15.15 wib
“Nel anter gue ke musola dulu yuk udah ashar” pintaku
“Ia bentar gue ke kasir dulu, lu ngga beli buku Tan?” tanya Nelly sambil mengecek recehnya takut mendadak recehnya berjalan sendiri dan kurang pas ke kasir
“Tadi gue udah tandain sampai mana gue baca entar kalau kesini dilanjut lagi” jawabku santai
“Ya TUHAN… teman macam apa ini” kata Nelly tak percaya
“Ngapain beli kan buku di lu banyak ya gue pinjem aja kali” kataku singkat
“Eiiittt…jangan bilang minjem juga manusiawi deh Tan” bantai Nelly
***

Perdebatan sengit antara aku dan Nelly berakhir di musola, aku masuk ke musola sementara Nelly mengunggu diluar sambil asik baca buku yang baru ia beli lewat uang recehnya
“Udah tan?” tanya Nelly ketika aku keluar dari musola
“Ya udah masa mau diem disini ampe isya”kata ku
“Ya kirain aja mau nunggu besek disini.hahaa eh tapi lu abis solat keliatan bercahaya deh, jangan geer lu Tan…ah.perasaan gua aja kali ya” kata Nelly sambil ketawa lebar dan kayanya cicak juga bakal masuk kemulutnya
“Menurut alquran gue ya Nel disetiap tetes dari air wudhu itu adalah malaikat jadi begini deh gue kena cahaya malaikat … oh ya minggu ke gereja jam berapa?” tanyaku karena ingat sesuatu
“Hem..gitu gue baru tau Tan… biasa jam 11an, kenapa?” tanya balik Nelly
“Gue mau balikin novel yang kemaren udah beres” kataku
“Ya udah kerumah aja” ujar Nelly
“Balik yuk takut kesorean” ajakku sambil berjalan keluar dari mall yang mulai terlihat ramai

***

“Nel pegangin handphone gue dong” kataku  sambil mengeluarkan motor dari parkiran
“Sini, boleh gue banting?” tanya Nelly polos
“Hemm…beliin gue sup buntut semut dulu baru lu boleh banting ampe remuk” kataku sedikit naikan urat-urat yang kejang
“Minjem headset dong Tan” kata Nelly
“Ada di tas, satu satu atuh, gue kiri lu kanan” ucapku sambil menampan ditangan kiri karena yang tangan kanannya asik memainkan gas motor dan menjaga keseimbangan biar nggak oleng
“Gileee banyak banget lagu Ten2Fivenya mana Agnes Monicanya” gerutu Nelly sambil terus nyari-nyari
“Cuma 4 album Nel Ten2Fivenya, udah dengerin aja enakeun kok apalagi yang judulnya Teman” negosiasi ku dengan Nelly

“Teman adalah terbaik yang pernah ku miliki
Slama hidupku slama masaku
Walau tak mungkin selamanya
Slalu berdeketan slalu beriringan
Terhalang jarak dan waktu
Untuk berbicara tertawa dan bercanda
Tumpahkan kekesalan menangis saat ku putus cinta

Aku mau teman selamanya
Berbagi tangis dan tawa
Tak mau sendiri merasa sepi
Teman berikan aku ketenangan
Teman buat kurasakan bahagia
Pertemuan yang lama sudah ku tunggu
Bebaskan hati ini dari rasa rindu

Teman, apapun yang terjadi
Jangan berubah, oh berjanjilah”
Aku ikut bersenandung dengan fasih karena aku memang hafal liriknya namun sepertinya lirik itu membuat Nelly terdiam meresapi setiap bait yang teramat dalam
 “Ya..aku mau teman selamanya” celetuk Nelly memecahkan suara-suara knalpot dijalan raya yang mulai sumpek untuk melaju leluasa di atas 20 Km/Jam
“Ya…gue juga butuh teman selamanya kaya lu” ucapku yang membuat kita berdua terdiam
***

 “BUBARKAN GEREJA INI, KAMI TAK IZINKAN PEMBANGUNAN INI” seru  dari kerumunan orang-orang yang melakukan demontrasi di sebuah pembangunan geraja yang belum jadi.
“Ada apa ini pantesan dari tadi macet banget” kata Nelly kaget
“Kenapa mereka ga bisa berteman sama perbedaan sih” ucapku sambil menyalip dari celah-celah kemacetan
“Ia toh kita bisa baik-baik ajakan walaupun prinsip kita beda” kata Nelly

Tiba-tiba
Duuuggg….Sreeett…

“Aaaaaaa”

Aku dan Nelly tersungkur di pinggir jalan raya, sebuah motor tiger hitam menyerempet motor ku membuat kendali motorku tak stabil hingga terpental ke pinggir jalan.
“BOOOSS HATI-HATI DONG !” kataku marah
“Ia maaf gue ga sengaja” kata lelaki pemilik motor tiger yang ternyata masih seumuranku langsung membantu mengangat tubuhku
“Gue ga mau tahu kalau ada apa-apa sama temen gue, lu bakal berusahan sama gue” kataku marah karena melihat Nelly terluka lumayan parah
“Hey…” teriak Nelly seakan risih melihatku marah pada lelaki itu
“Lu ga apa-apa Nel?” tanyaku cemas
“Ia gue ga apa-apa jadi lu ga usah pada berantem” kata Nelly sambil memahan perih di tangan kirinya yang lecet dan berdarah
“Eh…Maaf gue duluan ada urusan” kata si lelaki
“EH…TANGGUNG JAWAB LU !” teriakku tapi lelaki itu langsung pergi menancap kencang gasnya dan menghilang di tikungan, aku berjanji kalau ada apa-apa sama Nelly bakal aku kejar sampai kemana pun
“gue ga kenapa-kenapa cuma lecet doang kok” kata Nelly meyakinkanku tapi sebetulnya aku tahu seberapa perih luka itu hanya saja Nelly menutupi agar aku tak larut dalam kemarahan dan kekhawatiran.

***
Sampai dirumah, ku rebahkan tubuh dikasur yang sudah bosan aku tiduri, sesekali sambil merasahkan sakit akibat insiden kecil tadi

Trrtt..trrtt…
Handphone ku bergetar satu pesan dari Nelly

Gue cuma lecet doang, ga usah khawatir. Ayooo puisi estafet lagi gue mulai ya..
Dunia ini indah namun kejam
untuk dimengerti dalam balutan daya pikir” LANJUUUT… 

Aku terdiam menatap layar handphone dan mengingat kejadian panjang hari ini, tak sadar flashback ingatanku tiga tahun yang lalu dimana aku baru bertemu dengan seorang Nelly, tak mengenal ia dari suku, ras, bahkan kepercayaannya apa niat aku hanya satu untuk menjalin suatu pertemanan, persahabatan, dan persaudaraan. Dan membiarkan segala perbedaan itu teman, teman dalam menjalin pertemanan.

TAMAT


*special dedication to all my friends

Sumur Emosi

menyelam dalam ketidak pastian
terombang ambing dalam balutan kesedihan
aku singsingkan lengan bajuku sayang
mendekat raih jemari gemulai

tak impikan...
tenggelam dalam sumur penyesalan
menangislah sayang
buatlah lautan dari bulir air mata kepedihan

harapan...
lautan itu mengering serasa kelirihan yang mengiring
samudra senyuman terbentang sejagat raya
kutub es tak mencair kembali karena kegarangan emosi
tersenyumlah sayang

Intanrahayu 
Jumat, 02 Maret 2012

Hijrahnya Benakmu

Amuk hasratku memporak-porandakan asa
Saat benakmu hijrah ke sesuatu yang lebih istimewa

Sayang, hijrahmu buatku sakit jiwa
Permadani ku anyam apik perkasa
Seketika rusak jalurnya yang nyaris sempurna
Sayu hati kini mendayuh perih
Sungguh perih...
Luka seujung kuku kini tergores semakin dalam
Sungguh teramat dalam...
Dalih busukmu tak dapat lagi mengobati lara
Sungguh sangat lara...

Sayang, hijrahmu membuatku mati rasa
Madu terkecap bak jamu di kaki lima
Suasa hati kemilau kini berkarat sudah

Sunyi rangkullah aku bersama bumi yang terus berrotasi
Dan berrevolusi mengganti kisah drama ini...

Kau sayang, enyahlah dan hijrahlah bersama dirinya

Intanrahayu, 13 November 2011

Maaf Aksara